fillerblog.com Banyak yang tidak tahu betapa menyeramkannya Erosi Serviks bagi tubuh seorang wanita. Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Overall Dari Erosi Serviks. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Overall Dari Erosi Serviks
Erosi serviks adalah salah satu kondisi gangguan kesehatan serviks yang paling umum. Kondisi ini tidak berbahaya dan sering kali tidak menunjukkan gejala apapun. Kebanyakan kasus erosi serviks dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan. Ketahui selengkapnya tentang erosi serviks meliputi penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatannya berikut ini!
Apa Itu Erosi Serviks?
Erosi serviks adalah kondisi di mana sel-sel pada serviks berkembang di luar serviks dan membentuk jaringan yang merah dan meradang. Pada dasarnya kondisi ini bukan merupakan kondisi serius dan merupakan kondisi yang cukup umum.Bagian luar serviks (vagina) dan bagian dalam serviks (kanal serviks) memiliki kandungan sel yang berbeda. Bagian dalam mengandung sel kelenjar lunak yang disebut sel epitel kolumnar. Sedangkan sel-sel keras di bagian luar serviks disebut dengan epitel skuamosa.Erosi serviks terjadi ketika sel-sel kelenjar lunak berkembang pada bagian luar serviks. Tempat di mana sel kelenjar bersentuhan dengan sel epitel skuamosa di luar serviks disebut sebagai zona transformasi.Kondisi ini tidak berhubungan dengan kanker serviks dan tidak menimbulkan komplikasi apapun. Namun gejala yang ditimbulkan cenderung mirip dengan masalah reproduksi lainnya yang mungkin terhubung dengan kanker serviks.
Penyebab Erosi Serviks
Penyebab erosi serviks sering kali tidak diketahui, beberapa wanita memiliki kondisi ini sejak lahir. Penyebab erosi serviks yang umum lainnya adalah karena fluktuasi hormon yang disebabkan oleh berbagai kondisi.
Faktor Risiko Erosi Serviks
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena erosi serviks:
Faktor usia. Kondisi ini lebih umum menyerang wanita pada usia reproduktif karena masih besar kemungkinan terjadi fluktuasi hormon. Seseorang yang sudah menopause jarang mengalami kondisi ini.
Kehamilan. Ketika hamil, terjadi juga perubahan kadar hormon dalam tubuh yang kemudian dapat menjadi pemicu erosi serviks.
Konsumsi kontrasepsi oral. Penggunaan kontrasepsi oral seperti pil KB juga dapat meningkatkan risiko erosi serviks karena kerja obat ini memengaruhi kadar hormon dalam tubuh.
Gejala Erosi Serviks
Beberapa gejala erosi serviks yang umum meliputi:
- Rasa sakit dan pendarahan selama atau setelah berhubungan seksual
- Nyeri atau pendarahan setelah pemeriksaan panggul
- Keputihan ringan
- Pendarahan di antara menstruasi
Baca Juga : Cara Mempercepat Menstruasi
Gejala erosi serviks pada setiap orang dapat berbeda-beda, gejala dapat ringan hingga parah. Namun kebanyakan wanita tidak merasakan gejala sama sekali ketika mengalami erosi serviks. Banyak orang baru diketahui mengalami erosi serviks setelah menjalani pemeriksaan panggul.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Pada dasarnya erosi serviks bukan merupakan kondisi yang serius, namun gejala yang sama juga dapat menandakan beberapa kondisi lain seperti:
- Infeksi
- Fibroid atau polip
- Endometriosis
- Masalah pada IUD
- Masalah pada kehamilan
- Kanker pada serviks, rahim, atau jenis kanker lainnya
Diagnosis Erosi Serviks
Seperti yang disebutkan sebelumnya, erosi serviks terkadang tidak menimbulkan gejala atau gejalanya jarang disadari. Kebanyakan dokter mendiagnosis erosi serviks ketika melakukan pemeriksaan panggul rutin.Apabila serviks terlihat lebih merah atau meradang, dokter harus memastikan bahwa kondisi ini bukan merupakan kanker serviks. Selain menanyakan tentang gejala dan riwayat kesehatan secara keseluruhan serta melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lainnya.